Jakarta - Salman Al-Farisi adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang merekomendasikan pembuatan parit pada Perang Khandaq. Disebutkan dalam buku Tafsir Surat Al-Fatihah oleh Idrus Abidin, bahwa dahulu Salman Al-Farisi merupakan seorang majusi penyembah api. Ayahnya bahkan seorang kepala suku, yang menugaskan kepada Salman untuk menjaga api agar terus begitu panjang dalam mencari hidayah sampai ia menyatakan keislamannya. Dituliskan dalam sumber buku lain dalam Tokoh-Tokoh yang diabadikan Al-Quran oleh Abdurrahman Umairah, ada sebuah ayat dalam Al Quran yang menurut ahli tafsir bisa dilihat dalam Tafsir at-Thabari jilid II diturunkan berkenaan dengan Salman Al-Farisi yaitu surat Al Baqarah ayat Al Baqarah ayat 62اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالنَّصٰرٰى وَالصَّابِــِٕيْنَ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ Artinya "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang sabi'in, siapa saja di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebaikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati."Gagasan Salman Al-Farisi dalam Perang KhandaqSalman Al-Farisi mempunyai peran penting dalam menggagas strategi perang di Perang Khandaq buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X oleh H. Abu Achmadi dan Sungarso, Perang Khandaq terjadi di bulan Syawal, tahun ke-5 hijriyah yang bertempat di Madinah. Latar belakang perang ini adalah rasa dendam dari kaum Yahudi, khususnya dari suku Bani Nadhir yang terusir oleh pasukan Islam yang ada di sumber lain dalam buku Fikih Sirah oleh Dr. Said Ramadhan Al-Buthy, peperangan ini bukan hanya dilakukan oleh Bani Nadhir saja, tetapi juga didukung Bani Quraizhah yang masih terikat dengan perjanjian damai bersama kaum muslimin. Padahal tidak ada satupun alasan untuk membatalkannya. Namun, pengkhianatan ini memang sudah sering terjadi dalam juga dalam buku tersebut bahwa dalam perang ini terdapat satu strategi perang yang diterapkan yaitu menggali parit, yang diusulkan oleh Salman Al-Farisi. Ini juga menjadi perang pertama dalam sejarah Islam yang menggunakan penggalian parit sebagai strategi perang. Pada saat itu, strategi perang tersebut hanya dikenal oleh bangsa-bangsa di luar Arab saja. Rasulullah bahkan mengagumi strategi Salman Al-Farisi yang ditulis oleh Abdurrohman Asy-Syarqawi dkk, dalam bukunya Perang Khandaq dan Pengkhianatan Bani Quraizhah, strategi yang diusulkan oleh Salman sendiri, merupakan ingatannya terhadap bagaimana panglima besar bisa mempertahankan kota Persia dari Romawi. Ia berkata bahwa parit harus digali agak lebar dan dalam di muka pagar kota Madinah, dan pasukan Islam bisa bertahan di balik parit ada musuh yang mendekati parit tersebut, maka pasukan Islam akan menampakkan diri kepada musuh untuk memancingnya. Ini menjadi langkah yang digunakan untuk menghancurkan musuh di parit tersebut apabila musuh berusaha melewatinya. Selain merupakan gagasan cemerlang yang disukai Rasulullah, berkat ide inilah mayoritas pasukan Islam merasa tergugah kembali penjelasan singkat mengenai sahabat yang merekomendasikan pembuatan parit pada Perang Khandaq, adalah Salman Al-Farisi sebagai juga video 'Habib Ja'far, Keturunan Nabi Generasi ke-38'[GambasVideo 20detik] erd/erd
KisahPerang Khandaq dan Usulan Salman Al-Farisi. Agustus 26, 2018 1 min read. Perang Khandaq ini terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah dan bertempat di sekitar kota Madinah, terutama dibagian utara. Perang ini dinamai dengan Perang Khandaq karena kaum Muslimin membuat pertahanan atau benteng dengan mengali parit (khandaq).IBNU Abbas RA pernah bertanya kepada Salman al-Farisi RA tentang asal-usulnya dan Salman menceritakan dirinya kepada Ibnu Abbas. Salman adalah seorang pria Persia dari desa yang terletak di Iran saat ini. Dia mengatakan bahwa dia sedang menderita kebingungan terhadap agamanya yang memuja api atau majusi. Ia mempunyai kedudukan sosial yang tinggi karena menjadi penjaga api. Salman al-Farisi RA mengatakan suatu hari dia sedang berjalan dan melihat sebuah gereja dan masuk untuk sekadar mencari tahu. Dia mengatakan bahwa dia terkesan dengan cara berdoa mereka. Salman al-Farisi RA mengatakan kepada ayahnya bahwa dia berpikir bahwa agama Kristen adalah agama yang lebih baik daripada majusi, ayahnya kemudian merantai Salman al Farsi. Salman al-Farisi melarikan diri jauh-jauh ke Syam wilayah yang lebih luas di sekitar Damaskus termasuk Suriah, Libanon, Palestina, dan Yordania. BACA JUGA Jadi Pemimpin Persia, Salman Al Farisi Hidup dengan Uang 3 Dirham per Hari Dia tiba di Suriah. Salman al-Farisi mengatakan bahwa dia tinggal dengan uskup terbaik dan uskup itu biasa mengumpulkan uang untuk amal tapi kemudian menyimpannya untuk dirinya sendiri. Salman al-Farisi RA membenci orang ini, dan mengatakan kepada semua orang bahwa dia jahat. Foto Pinterest Orang berikutnya yang mengambil kepemimpinan menggantikan uskup setelah dia meninggal adalah orang yang sangat saleh yang dicintai oleh Salman al-Farisi. Kemudian Salman al-Farisi RA pergi ke Irak untuk belajar. Dia kemudian pergi ke Musabeen untuk belajar. Kemudian pergi ke Amaria daerah Turki sekarang untuk belajar. Seorang alim ilmu saat itu memberi tahu, bahwa seorang nabi baru akan segera datang dan berasal dari orang Arab, tanda-tandanya tidak dapat disangkal, dia akan berlindung di pohon kurma yang terletak di antara batu, dia akan memakan makanan yang diberikan kepadanya sebagai hadiah. Salman al-Farisi RA menawari semua yang dimilikinya jika orang itu bisa membawanya ke Arab Saudi. Sekelompok orang setuju, tapi mereka mengkhianatinya dengan menjualnya sebagai budak kepada seorang Yahudi. Orang Yahudi itu menjualnya kepada orang Yahudi lainnya. Pemiliknya membawanya ke Yatsrib Madinah dan ketika melihat Madinah, Salman al-Farisi RA segera menyadari bahwa inilah tempat Nabi SAW berlindung, dia menyadari inilah kota yang sedang dibicarakan gurunya. Madinah adalah tempat pohon kurma, dan berada di antara dua jalur berbatu. Salman al-Farisi RA mengatakan suatu hari tuannya menyuruhnya mengambil kurma. Sementara dia berada di atas pohon kurma, sepupu tuannya datang kepada tuannya dengan marah dan mengatakan ada seseorang yang datang dari Makkah yang mengaku sebagai seorang Nabi yang berlindung di sini. Salman al-Farisi mengatakan ketika dia mendengar suara ucapan itu ia segera turun dari tulang punggungnya dan dia hampir terjatuh dari pohon dan ke tuannya. Salman al-Farisi RA mengatakan bahwa dia pergi malam itu untuk mengunjungi Muhammad SAW, dan membawa makanan untuknya dan mengatakan bahwa itu dari kegiatan amal. Nabi SAW menyuruh sahabat-sahabatnya untuk makan tapi seorangpun tidak makan dari makanan yang dikumpulkan dari amal. Itu mengonfirmasi salah satu tanda yang diceritakan kepada Salman al-Farisi RA. Dia lalu kembali. Kemudian Salman membawa makanan lagi dan mengatakan bahwa makanan yang ia berikan untuk amal sekarang ini adalah sebagai hadiah, kali ini sang nabi memakan makanan tersebut dengan teman-temannya. Foto Pinterest Kemudian Salman al-Farisi RA pergi ke Muhammad SAW dan berkeliling dan nabi memperhatikan bahwa Salman sedang mencari sesuatu sehingga Nabi melepas satu bagian kain pakaiannya untuk menunjukkan kepadanya apa yang ada di antara tulang belikatnya. Ketika Salman melihat tanda di antara bahunya, dia tahu itu adalah tudung Nabi, dan Salman RA berkata saat melihatnya terjatuh dan mulai mencium kaki Nabi dan bersujud. Rasulullah SAW segera menyuruhnya untuk berdiri dan bertanya pada Salman tentang ceritanya, lalu menyuruhnya untuk menceritakan kepada rekan-rekannya cerita yang sama. Salman al-Farisi RA pernah menjadi budak dan tidak berperang dalam pertempuran Uhud atau Badar. Nabi dan para sahabat kemudian membantu membebaskan Salman al-Farisi RA. BACA JUGA Perjalanan Salman Al-Farisi Menemukan Agama yang Benar Beberapa pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kehidupan Salman al-Farisi RA adalah 1. Kita harus berusaha mencari kebenaran. Jika kita mengambil satu langkah menuju Allah, Allah akan memberikan 10 langkah di dekat kita. Anda harus mengambil langkah pertama. 2. Kita tidak boleh kecewa ketika, melihat seseorang tidak melakukan hal yang benar. Kebenaran tidak selalu diwakili oleh para pengikutnya. Seperti Salman dan uskup pertama yang dia temui. 3. Kaum Muslim harus membantu mereka yang baru masuk Islam. Dakwaah tidak hanya berbicara, dan bantuan bisa berupa keuangan, dan juga hubungan sosial. Terkadang orang yang bertobat tidak hanya membutuhkan penasihat, tapi mereka juga butuh teman. [] SumberArtinyabukan sekadar selamat datang, ini makna mendam ahlan wa sahlan. Salman al-Farisi Khusyuk Surah Al Imran Ayat 185 dan 3 Poin Penting yang Dikandungnya Saat Allah Menerima Tobatnya Nabi Salman al-Farisisahabat Nabi Muhammad; orang Persia pertama yang memeluk Islam / From Wikipedia, the free encyclopedia Salman al-Farisi Persiaسلمان فارسی, Arabسلمان الفارسي adalah sahabat Nabi Muhammad yang berasal dari Desa Jayyun, Kota Isfahan, Persia. Dikalangan sahabat lainnya ia dikenal dan dipanggil dengan nama Abu Abdullah. Quick facts Salman al-Farisi ... ▼ Salman al-Farisi SDSalman Al Farisi Cibinong. Kredit Foto: Sekolah Salman Al Farisi Cibinong Latin, dan Artinya; Bismillahilladzi La Yadurru Ma'asmihi: Tulisan Arab, Latin, dan Artinya; Lirik Ya Sayyidi Ya Rasulullah Guru Sekumpul: Arab, Latin, dan Artinya; Lirik Ya Nabi Salam Alaika - Mahalul Qiyam (Arab, Latin, dan Artinya)